Dalam Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah yang diadakan pada Kamis (1/6) sore di Ruang Amphiteater Gedung AR Fachruddin B lantai 5, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali memberikan Beasiswa Dokter Muhammadiyah kepada calon-calon mahasiswa yang telah lulus proses seleksi. Pengumuman calon mahasiswa penerima beasiswa tersebut dibacakan langsung oleh Rektor UMY, Dr. Gunawan Budiyanto, ketika memberikan pidato pembukaan untuk pengajian.
Dalam pembukaan tersebut, Gunawan menghimbau perguruan-perguruan tinggi Muhammadiyah yang memiliki fakultas kedokteran untuk mencetak beasiswa kedokteran. “Ketika penerima beasiswa tersebut lulus, merekalah yang nanti akan menjadi ujung tombak perjuangan Muhammadiyah. Karena itu, perguruan-perguruan tinggi Muhammadiyah yang memiliki fakultas kedokteran, sudah selayaknya bisa memberikan dan mencetak beasiswa kedokteran ini,” papar Gunawan. Dalam kesempatan tersebut, Gunawan juga menyebutkan bahwa saat ini UMY sedang mendidik 23 mahasiswa di bidang kedokteran dengan beasiswa penuh dari universitas.
Sementara itu, menurut Dr. Siti Dyah Handayani, S.E, M.M selaku Kepala Biro PENMARU (Penerimaan Mahasiswa Baru) dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa Beasisiwa Dokter Muhammadiyah merupakan program beasiswa yang diberikan oleh UMY kepada calon-calon mahasiswa yang berasal dari panti asuhan dan pondok pesantren milik Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah diseluruh Indonesia. Program beasiswa kedokteran yang diberikan oleh UMY tersebut saat ini sudah memasuki tahun ke-7. “Pada awal tahun pembukaannya, kami membuka 3 beasiswa. Kemudian 5 di tahun selanjutnya, lalu kemudian di tahun-tahun berikutnya kuota mahasiswa penerima beasiswa ini ditambah menjadi 6 hingga 7 beasiswa. Pada tahun ke-7 ini UMY membuka 8 Beasiswa Dokter Muhammadiyah yang dibagi menjadi dua, yaitu 5 beasiswa Program Studi Pendidikan Dokter dan 3 beasiswa Program Studi Kedokteran Gigi,” ujarnya. Program Beasiswa ini ditujukan kepada calon mahasiswa yang berasal dari panti asuhan milik Muhammadiyah atau ‘Aisyiyah dan sudah pernah tinggal di tempat tersebut selama 2 tahun, atau kepada calon mahasiswa yang berasal dari pondok pesantren Muhammadiyah dan memiliki keterbatasan ekonomi.
Lebih lanjut, Dr. Siti Dyah menjelaskan bahwa penerima beasiswa ini ditujukan kepada calon mahasiswa di Jawa maupun Luar Jawa. “Dalam pembukaan Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah disebutkan 5 nama calon mahasiswa penerima Beasiswa Dokter Muhammadiyah, itu baru calon mahasiswa yang di Jawa. Sedangkan untuk 3 beasiswa sisanya akan diberikan bagi calon mahasiswa di Luar Jawa yang saat ini masih dalam proses seleksi,” jelasnya.
5 calon mahasiswa penerima beasiswa tersebut adalah Achmad Ardiyanto dari Panti Asuhan Yatim Tunas Melati Situbondo, Laila Lathifah Tasniim dari Pondok Pesantren Muhammadiyah Klaten, dan Muhammad Luthfi Qolbie dari Pondok Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Tasikmalaya yang menerima beasiswa untuk Program Studi Pendidikan Dokter. Kemudian Eni Puji Rahayu dari Pondok Pesantren Darul Ulum Muhammadiyah Kulon Progo dan Rina Suharti dari Panti Asuhan Tunanetra Terpadu ‘Aisyiyah Ponorogo untuk Program Studi Kedokteran Gigi. Dr. Dyah juga memaparkan selain terdapat peningkatan pada jumlah beasiswa yang diberikan UMY, terdapat peningkatan pula dalam jumlah pendaftarnya, jika tahun lalu ada sekitar 170-an pendaftar untuk program Beasiswa Dokter Muhammadiyah, pada tahun ini terdapat 231 pendaftar.
Selain beasiswa untuk program kedokteran, UMY juga memberikan berbagai beasiswa lainnya. Seperti Beasiswa KAUM (Kader Unggulan Muhammadiyah) yang dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke segala jurusan kecuali Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), juga Beasiswa Tahfidzul Qur’an yang ditujukan bagi calon mahasiswa yang mendaftar di semua jurusan di UMY kecuali Pendidikan Keokteran dan Kedokteran Gigi. Selain itu terdapat juga beasiswa Bidikmisi, Prestasi Unggulan dan program beasiswa lainnya.
Dr. Siti Dyah juga menyampaikan bahwa kekuatan Muhammadiyah adalah pada pendidikan dan kesehatan. “Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah memiliki lebih dari 150 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Setelah pendidikan, concern selanjutnya adalah kesehatan, karena itu banyak institusi perguruan tinggi Muhammadiyah yang memiliki program kesehatan. Harapannya adalah agar nantinya lulusan dari program kesehatan perguruan tinggi milik Muhammadiyah mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat Indonesia,” tutup Dr. Siti. (raditia)