Budaya filantropisme Islam menjadi sebuah fenomena di Indonesia, seiring dengan meningkatnya kedermawanan masyarakat. Hal ini bisa menjadi sebuah indikasi bahwa kesadaran etis seorang Muslim untuk menerjemahkan ajaran-ajaran Islam ke dalam aksi sosial juga meningkat. Tidak sedikit organisasi dan lembaga filantropi yang kemudian berdiri, serta jumlah umat yang ingin menjadi relawan untuk bekerja dan mendedikasikan waktu untuk kemanusiaanpun semakin meningkat. Hal ini disampaikan oleh Prof. Hilman Latief, Ph.D., dalam orasi ilmiahnya pada Sabtu (30/01).
Orasi ilmiah berjudul “Etika Islam dan Semangat Filantropisme, Membaca Filantropi Sebagai Kritik Pembangunan” ini disampaikan oleh Hilman pada Rapat Senat Terbuka dan Orasi Ilmiah yang digelar di Ruang Sidang Lt. 5, Gedung AR Fachruddin B, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dalam orasinya, Hilman menambahkan bahwa gerakan filantropisme juga dapat ditempatkan sebagai kritik dan juga dalam kritik untuk pembangunan. “Kemampuan kelas menengah Muslim sebagai kelompok yang menopang hadirnya pergerakan filantropi Islam dalam mengkombinasikan, merefleksikan, dan mengkontekstualisasikan etika Islam dengan tata kelola yang baik dan terukur telah menjadikan gerakan filantropi Islam tidak hanya berperan sebagai entitas, namun juga untuk mengisi agenda pembangunan yang belum diisi oleh pemerintah sebagai satu kritik terhadap pemerintah,” imbuhnya.
Selain Hilman, Prof. Dr. Drs. Muhammad Azhar, M.Ag., juga hadir dan membawakan orasi ilmiah dengan judul “Demokrasi Religius untuk Indonesia Berkemajuan dan Berkeadaban: Alternatif antara Liberalisme-Sekularisme dan Fundamentalisme Keagamaan”. Dalam orasinya, Azhar menjelaskan bagaimana mewujudkan demokrasi Indonesia yang lebih religius, berkemajuan, dan berkeadaban di masa depan dimana menurutnya perlu diadakan proses penjinakan ideologi dan politik.
Kedua akademisi yang juga aktif dalam persyarikatan Muhammadiyah ini menambah panjang daftar Guru Besar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menjadi 14 guru besar. Dengan dikukuhkannya Prof. Hilman Latief Ph.D dan Prof. Dr. Drs. Muhammad Azhar, M.Ag, sebagai Guru Besar Bidang Studi Islam. (ays)