Momen seremonial kelulusan atau yang biasa disebut wisuda, menjadi momen yang ditunggu-tunggu sebagai tanda berakhirnya masa studi mahasiswa. Pada Sabtu (20/02), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kembali mengadakan Wisuda Periode II di Sportorium UMY. Pada periode ini, sebanyak 886 mahasiswa diwisuda yang terdiri dari Program Vokasi sebanyak 5 wisudawan, Program Sarjana sebanyak 770 wisudawan, dan Program Pascasarjana sebanyak 111 wisudawan.
Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, M.A. selain memberikan ucapan selamat kepada lulusan baru UMY, juga memberikan pesan kepada para wisudawan. Menurut Prof. Bambang, alumni-alumni UMY harus terus belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Saat ini kita sudah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan para alumni harus lebih siap untuk menghadapinya,” jelas Prof. Bambang.
Tidak hanya persoalan MEA, Rektor UMY juga mengemukakan harapannya agar lulusan UMY juga mempersiapkan diri untuk WTO (World Trade Organization) atau Organisasi Perdagangan Dunia. “Selain MEA, kami juga berharap anak didik lulusan UMY bisa mempersiapkan diri untuk WTO. Jadi harus terus belajar,” jelas Prof. Bambang.
Harapan serupa juga disampaikan oleh wisudawan terbaik tingkat Sarjana, Wahyu Beny Kurniawan, S.E. dari program studi Manajemen. “Kita sudah dihadapkan dengan globalisasi. Oleh karenanya, kita harus mempersiapkan tiga hal penting, yakni pengetahuan, kemampuan (skill), dan attitude” tutur Wahyu dalam bahasa Inggris. Ia menambahkan bahwa memiliki ilmu dan skill yang cukup itu sangat penting, namun jika keduanya tidak dilengkapi dengan sikap yang baik, maka hal tersebut tidak akan ada gunanya.
“Terutama dalam menghadapi era globalisasi, jika kita tidak memiliki attitude, maka kita dapat tersaingi oleh negara-negara lain. Kita juga harus menggerakkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan,” jelas lulusan dengan IPK 4.00 itu. Ia menekankan bahwa sebagai lulusan UMY harus memiliki mimpi yang tinggi sehingga usaha yang dilakukan juga lebih giat lagi. Selain itu mimpi yang dimaksud bukan sekedar daydream (lamunan), namun mimpi berstrategi.