Untuk menunjang aktivitas pendidikan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada hari Sabtu (10/3) dilakukan peletakan batu pertama untuk meresmikan pembangunan Kantin Muda Mendunia yang terletak di depan Gedung Mustafa Kamal Pasha. Kantin tersebut direncanakan akan menjadi wadah praktik bagi mahasiswa dalam bidang wirausaha dan bisnis, sekaligus sebagai salah satu unit bisnis UMY. Peletakan batu pertama pembangunan tersebut dilakukan oleh Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. selaku rektor UMY dan juga Drs. Sahari sebagai perwakilan dari badan Pembina harian (BPH ) UMY.
Gunawan menyebutkan kantin ini nantinya akan menjadi salah satu tabungan bagi UMY. “Saya ingin nantinya kantin ini menjadi salah satu media bagi mahasiswa UMY untuk belajar secara langsung mengenai bisnis dan kewirausahaan. Selain itu unit usaha UMY ini juga akan menjadi salah satu pengisi tabungan untuk kampus, karena simpanan berupa dana segar tidak bisa dijadikan tumpuan utama ketika terjadi kejadian yang tidak terduga. Dana hanya bertindak sebagai buffer cadangan, karena itu kita berusaha untuk membentuk banyak unit usaha yang produktif sebagai pendukung finansial UMY,” ungkap Gunawan.
Selain pembangunan Kantin, juga dilakukan peresmian Gedung Admisi yang sudah selesai dibangun dan siap dipergunakan untuk beraktifitas. “Pembangunan gedung ini sudah dimulai sejak bulan November 2016 lalu dan menghabiskan dana sekitar 10,6 milyar rupiah. Dalam pelaksanaannya seperti melakukan pembangunan, desain dan juga perencanaan sistem pendukung gedung, seluruhnya dilakukan oleh tenaga UMY baik dosen dan juga mahasiswa. Bahkan ada salah seorang mahasiswa University Savoie Mont Blanc dari Perancis yang turut berpartisipasi dalam proyek ini,” ujar Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., M.Sc., Ph.D, selaku pimpinan proyek pembangunan gedung.
Gedung Admisi tersebut dibangun dengan konsep Green Building dan juga akan menerapkan sistem recycling untuk air. “Gedung Admisi ini dibangun dengan konsep bangunan hijau yang nantinya akan mampu melakukan konservasi energi. Mulai dengan penggunaan kaca dengan emisi rendah yang tidak meneruskan sinar ultra violet, sehingga suhu ruangan tidak ikut panas apabila cuaca di luar gedung terik. Ini juga didukung dengan penggunaan Pendingin Ruangan dengan teknologi VRV (Variable Refrigerant Volume) generasi keempat yang dapat mengkontrol suhu pendinginan secara otomatis sesuai dengan volume ruangan. Kemudian juga diterapkan pendaur ulangan air yang akan digunakan untuk flush, kegiatan kebersihan dan juga menyiram tanaman sehingga akan mengurangi konsumsi air,” jelas Sri.
Gedung ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang ramah terhadap pengunjung difabel dengan disediakan ramp untuk pengguna kursi roda, dan juga ruangan ujian serta toilet bagi yang berkebutuhan khusus. (raditia)