Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi melepaskan 215 mahasiswa lintas jurusan yang akan diberangkatkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Tematik di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) Indonesia. Mahasiswa yang terbagi dalam 7 kelompok tersebut dilepas oleh Dr. Ir. Sukamta, MT.,IPM., sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik di Ruang Sidang Utama gedung AR Fachruddin A UMY pada hari Senin (25/6). Kelompok-kelompok tersebut merupakan program nyata dari UMY untuk turut berperan dalam membangun dan memberdayakan masyarakat Indonesia terutama di daerah 3T.
Daerah dan komunitas yang akan menjadi lokasi penerjunan dari 7 kelompok KKN tersebut adalah; Desa Tli’u Kecamatan Amanuban Timur (NTT) oleh Dharma Cita Nusantara (30 mahasiswa); Kecamatan Sembalun, Lombok Timur (NTB) oleh Generasi Indonesia Mengabdi (49 mahasiswa); Sambi Rampas, Manggarai Tmur (NTT); kampung Warmon, Sorong (Papua Barat) oleh Mahardika Bakti Nusantara; Desa Tepal, Sumbawa (NTB) oleh Unit Pengabdian Indonesia (26 mahasiswa); Desa Maspul, Desa Sei Limau, Desa Bukit Harapan, Sebatik Tengah (Kaltara) oleh Generasi Bakti Negeri (29 mahasiswa); dan Long Keluh, Berau (Kaltim) oleh Lensa Borneo (22 mahasiswa).
Sukamta menyampaikan kepada para mahasiswa agar mempersiapkan pelaksanaan program yang akan dijalankan dengan sebaik mungkin. “Di sana anda akan menjadi wakil langsung dari UMY dan saya berpesan agar anda menjaga nama UMY selama berkegiatan. Bagaimana caranya? pertama luruskan niat anda dengan menjadikan KKN ini sebagai pembelajaran bagi anda dan juga komunitas yang akan anda datangi, karena itu niatkan kegiatan ini sebagai ibadah kepada Allah. Selanjutnya anda harus bersikap profesional dan kompeten dalam bekerja dan ingat bahwa komunikasi merupakan bagian penting dalam menjalankan program. Bina hubungan yang baik dengan masyarakat setempat juga di dalam kelompok kalian sendiri agar tercipta sebuah tim yang solid,” ungkapnya.
Dr. Aris Slamet Widodo, S.P., M.Sc. selaku perwakilan dari LP3M (Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat) UMY juga menyebutkan pentingnya membangun komunikasi dengan masyarakat. “Ada banyak kasus yang menunjukkan gagalnya upaya semacam ini, kebanyakan terjadi karena orientasi yang salah dari pelaksananya yang menganggap pemberdayaan masyarakat merupakan one-time activity saja. Pemberdayaan masyarakat adalah kegiatan yang berkelanjutan dan anda sebagai pelaksana bertindak sebagai fasilitator, bukan sebagai event organizer,” paparnya.
“Sebagai fasilitator anda bertugas menjadi jembatan bagi masyarakat untuk menyelesaikan masalah agar mereka mampu menemukan solusinya sendiri. Karena itu anda perlu untuk membaur dengan masyarakat dan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada mereka bahwa mereka punya kemampuan untuk berdaya. Ingat Allah tidak akan mengubah suatu kaum kalau mereka sendiri tidak mau berubah, jadikan ini sebagai prinsip aktivitas kalian,” jelas Aris.
Aris juga berharap agar ketika program yang akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan tersebut usai, para alumni dari setiap kelompok dapat terus berkontribusi. “Saya harap nantinya para anggota yang tergabung dalam komunitas yang sudah terbentuk ini dapat terus bersinergi dengan LP3M UMY dalam memberdayakan masyarakat,” ungkapnya. (raditia)