Menjadi guru bukan hanya sekedar menulis dan mengajar. Namun juga dibutuhkan keahlian khusus dan persiapan total dalam menyediakan materi atau bahan ajar bagi murid-muridnya. Oleh karenanya, seorang guru dituntut untuk memiliki wawasan luas sehingga dapat menginspirasi murid didiknya.
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Marilou D. Anduque dari Mondial School Batam, pada hari kedua “The 12th JETA International Conference.” Guru yang berasal dari Filiphina tersebut menyampaikan,”Mengajar merupakan sebuah dunia yang menantang. Ini tidak semudah seperti menulis.”
Dalam konferensi yang telah dimulai sejak Senin (15/6) tersebut disampaikan beberapa aspek penting yang wajib dimiliki oleh seorang pengajar dalam membelajari murid didiknya, khususnya bagi pengajar bahasa Inggris. Konferensi ini merupakan konferensi internasional JETA (Jogja English Teacher Association) yang kedua belas, dan diadakan setiap tahunnya di Universitas yang berbeda. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sendiri menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. Selain membahas tentang aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, konferensi yang diadakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMY ini juga membahas tentang kurikulum-kurikulum mata pelajaran Bahasa Inggris dari kalangan SD, SMP, SMA hingga Universitas.
“Untuk pesertanya sendiri sejalan dengan perkembangannya, pesertanya tidak hanya dari guru-guru sekolah, tapi juga ada dari dosen yang ikut, dan tidak hanya dari Jogja dari luar Jogja juga ada. Ada yang dari Kalimantan, Malang, dan dari UKDW itu banyak yang ikut semua,” ujar Sri Rejeki Murtiningsih,Ph.D, selaku ketua panitia. Beliau menambahkan, tidak hanya para pendidik SD hingga dosen yang mengikuti konferensi tersebut, namun ada juga mahasiswa S1 maupun S2, yang juga mempresentasikan makalah mereka. “Untuk mahasiswa UMY sendiri diwakili dari mahasiswa prodi PBI,” sambung dosen PBI tersebut. Total dari jumlah keseluruhan peserta dalam konferensi ini mencapai 300 orang peserta.
Konferensi Internasional JETA ke-12 ini dilaksanakan selama dua hari sejak senin (15/6) hingga hari ini, Selasa (16/6), dari pukul 7.00 WIB hingga 17.00 WIB di lantai 5 gedung A.R. Fakhrudin B. Pembukaan dimulai dengan pertunjukan “Opera Fun JETA” yang mengusung tema cerita Malin Kundang kemudian dilanjutkan dengan sesi plenary session I dengan key-note speaker, Dr. Radhika Jaidev dari National University of Singapore. Dalam sesi tersebut, beliau membahas tentang “The Relfective Teacher and Student-Centricity”. Acara diteruskan dengan coffe break sebelum kemudian disambung dengan plenary session II yang diisi oleh Itje Chodidjah,M.A selaku perwakilan dari International Teacher Training Foundation. Pada hari kedua ini, plenary session III diisi oleh Dr. Marilou D. Anduque kemudian dilanjutkan oleh Fabio Coelhoe yang merupakan perwakilan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, yang mengusung tema “Enhancing Teacher Autonomy in a Top-Down National Curriculum Context.”
Tujuan diselenggarakannya konferensi itu sendiri adalah memberikan wahana untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman antar guru dan dosen Bahasa Inggris, baik dari level SD hingga Universitas. ”Karena nanti mereka (para peserta) juga akan presentasi dan dihadiri oleh mereka sendiri, jadi kita dapat saling share pengetahuan. Kita juga ingin mendapat ilmu dari para speaker,” ungkap Sri lagi. Selain hal tersebut, ia menambahkan bahwa konferensi ini juga mempunyai tujuan untuk pengembangan profesionalitas (professional development) bagi masing-masing peserta.(Deansa)