Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menunjukkan prestasinya di tingkat internasional, dengan berhasil mempertahankan posisinya dalam Quacquarelli Symonds Asian University Ranking (QS AUR) 2025. Capaian tersebut resmi diumumkan dalam QS Higher Education Summit: Asia Pacific yang digelar di Macau pada Rabu, 6 November 2024 lalu.
Berdasarkan laporan yang telah rilis dari laman QS World University Rankings Asia, UMY berhasil meningkatkan posisinya di Asia pada peringkat 561-580 yang pada tahun sebelumnya berada di peringkat 551-600. Sementara itu, di Asia Tenggara, UMY menduduki posisi ke-94, di Indonesia menduduki posisi ke 20, sementara di tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), UMY memimpin di posisi pertama perguruan tinggi terbaik.
Dalam pemeringkatan ini, ada 11 indikator yang digunakan untuk menilai setiap universitas. Diantaranya, academic reputation (30 persen), employer reputation (20 persen), faculty student ratio (10 persen), citations per paper (10 persen), international research network (10 persen), papers per faculty (5 persen), staff with PhD (5 persen), International Student ratio (2,5 persen), international faculty ratio (2,5 persen), inbound exchange students (2,5 persen), dan outbound exchange students (2,5 persen).
Salah satu pencapaian signifikan yang diraih UMY adalah pada indikator International Faculty Ratio, yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah dosen internasional yang mengajar di UMY. Pada indikator ini, UMY berhasil meraih peringkat ke-45 di Asia. Hal ini menjadi sebuah capaian yang menunjukkan komitmen UMY dalam menghadirkan pendidikan global dengan mendatangkan tenaga pengajar dari berbagai negara.
Menurut Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, Wakil Rektor UMY Bidang Kerjasama dan Internasional, Internasional faculty ratio UMY mengalami kenaikan disebabkan setiap tahunnya banyak dosen asing yang datang untuk mengajar di UMY, baik secara daring maupun luring di berbagai program studi.
Keberhasilan UMY dalam mempertahankan posisi di QS AUR 2025 berimbas pada meningkatnya reputasi universitas di mata dunia internasional. Reputasi yang kuat akan membuka lebih banyak peluang kerja sama internasional, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, maupun pendanaan. Semakin diakui di tingkat global, semakin banyak institusi atau perusahaan yang tertarik untuk bekerjasama dengan UMY, baik dalam proyek-proyek penelitian, pertukaran pelajar, maupun program-program hibah internasional.
“Kerjasama internasional adalah salah satu dampak langsung dari meningkatnya reputasi universitas. Semakin dikenal di luar negeri, semakin banyak kesempatan bagi UMY untuk menjalin hubungan dengan universitas-universitas terkemuka di seluruh dunia,” tandas guru besar yang akrab disapa Nurmandi ini saat ditemui Humas UMY di ruangannya, Sabtu (9/11).
Selain itu, keberhasilan UMY dalam mempertahankan peringkat juga berdampak terhadap para lulusannya. Di luar negeri, peringkat universitas sering kali menjadi salah satu faktor penting dalam penilaian terhadap kualitas lulusan.
“Sebagai contoh, Anda lulusan Doktor, tapi kalau kampus Anda tidak punya ranking, itu tidak akan diakui di negara lain. Sehingga peringkat adalah hal yang penting, karena banyak institusi luar negeri yang melihat peringkat universitas sebagai salah satu indikator kredibilitas,” tambahnya.
Guru besar bidang ilmu pemerintahan itu juga menegaskan, meskipun ada peningkatan pada indikator International Faculty Ratio, UMY menyadari bahwa ada indikator lain yang masih perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan publikasi ilmiah. Hal ini dilakukan untuk terus mengejar posisi terbaik di Asia. Menurutnya, untuk meningkatkan peringkat, UMY perlu fokus pada peningkatan jumlah dan kualitas publikasi di jurnal internasional bereputasi tinggi, khususnya yang terindeks dalam kategori Q1 dan Q2.
“Kami akan fokus pada peningkatan jumlah publikasi di jurnal-jurnal internasional bereputasi Q1 dan Q2. Hal ini penting karena semakin banyak publikasi berkualitas, maka sitasi akan meningkat, yang pada gilirannya akan mendongkrak peringkat UMY,” ungkapnya.
UMY sendiri telah memfasilitasi dosen dan mahasiswa dalam upaya mendukung penelitian serta publikasi. Di tingkat pascasarjana, misalnya, penelitian dan publikasi jurnal internasional telah menjadi bagian dari kurikulum, sehingga mahasiswa didorong untuk aktif menulis dan menerbitkan hasil penelitiannya.
Sehingga ke depan, Nurmandi mengaku, jurnal bereputasi akan terus digalakkan dengan harapan dapat memperbaiki peringkat UMY di tahun-tahun mendatang dan semakin memperkuat posisinya sebagai universitas yang diakui secara global.
“Kami bersyukur dengan pencapaian ini, namun kami juga sadar bahwa masih banyak yang harus dilakukan. Peningkatan kualitas publikasi dan riset adalah prioritas kami untuk terus maju dan meningkatkan reputasi UMY di dunia internasional,” tutup Nurmandi. (Mut)