Penerapan teknologi berkelanjutan dalam mendukung keseimbangan ekologis jangka panjang sudah menjadi kewajiban bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik di masa depan. Hal tersebut telah menjadi perhatian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sejak tahun 2011 lalu, dan hingga kini terus dijalankan dengan menerapkan berbagai bentuk teknologi. Untuk memperluas jaringan kerjasama dengan institusi yang mempunyai perhatian serupa dan meningkatkan pengetahuan dalam teknologi berkelanjutan UMY turut mengikuti UI Green Metric World University Ranking. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 19 Desember lalu dimana UMY berhasil meraih peringkat 11 dalam kategori Most Sustainable University di tingkat nasional pada kesempatan pertamanya tersebut.
UI Green Metric World University Ranking merupakan pemeringkatan perguruan tinggi dunia dalam hal kampus hijau dan berkelanjutan (green & sustainable campus). Kompetisi tersebut diikuti oleh 719 universitas dari 81 negara, dimana 66 diantaranya adalah perguruan tinggi nasional Indonesia.
ing. Faaris Mujaahid, M.Sc, Sekprodi Teknik Elektro selaku koordinator tim pemeringkatan UMY dan perwakilan dalam acara tersebut, menyebutkan bahwa penilaian yang dilakukan oleh UI Green Metric dilaksanakan dengan mengukur beberapa aspek. “Ada 6 aspek yang menjadi kategori penilaian dalam kompetisi ini; Setting and Infrastructure; Energy and Climate Change; Waste management; Water management; Transportation; dan Education & Research mengenai isu keberlanjutan. Berdasarkan penilaian tersebut UMY berhasil meraih poin yang cukup baik dalam partisipasi perdana ini, yaitu 5650. Namun demikian kita menyadari masih ada beberapa aspek yang harus tetap kita tingkatkan,” ujarnya saat dihubungi pada Rabu (26/12).
“Misal untuk manajemen air, UMY memang sudah menerapkan berbagai program untuk menghemat penggunaan air dan juga mendaur ulang air untuk dialih fungsikan. Namun saat ini teknologi tersebut masih diterapkan di beberapa titik di kampus, seperti di Gedung Admisi, dan belum diterapkan secara menyeluruh. Lalu untuk kategori transportasi juga masih harus ditingkatkan, karena sangat berhubungan dengan tingkat pengeluaran emisi. Banyaknya penggunaan kendaraan bermotor dan juga sedikitnya transportasi umum untuk menuju ke arah kampus menjadi salah satu faktor utama yang harus dibenahi. Salah satunya dengan menerapkan program bersepeda untuk civitas akademika UMY,” jelas Faaris.
Selain ajang kompetisi, kegiatan tersebut juga menjadi wadah untuk memperluas jaringan kerjasama dalam isu teknologi berkelanjutan. “Kegiatan tersebut menjadi ajang berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya yang mempunyai kelebihan pada aspek yang dapat kita tingkatkan. Salah satunya adalah dari berbagai lokakarya yang membahas 6 kategori yang menjadi penilaian, melalui kesempatan tersebut seluruh peserta dapat memanfaatkan teknologi yang cocok dengan perguruan tingginya,” paparnya. Faaris berharap agar melalui kegiatan tersebut, program UMY untuk menjadi Green Campus dapat terlaksana dengan lebih komprehensif.
Adapun ranking keseluruhan untuk tahun 2018, dapat dilihat pada halaman berikut:
http://greenmetric.ui.ac.id/overall-ranking-2018/