Peningkatan kualitas menjadi hal utama yang diperlukan untuk bersaing di tengah globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini. Persaingan dengan tenaga profesional asing dari negara luar sudah banyak sekali terjadi di berbagai bidang keahlian, termasuk insinyur. Untuk meningkatkan nilai saing dari anak negeri, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi membuka prodi Program Profesi Insinyur (PPI) pada hari Jumat (11/5) di ruang sidang gedung Kasman Singodimedjo kampus terpadu UMY.
Koordinator Kopertis Wilayah V Yogyakarta Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA menyebutkan bahwa jika dilihat dari sejarahnya, penggunaan gelar insinyur tidak lagi digunakan oleh para lulusan sarjana S1. “Penggunaan gelar insinyur seringkali dipahami setara dengan gelar bagi lulusan sarjana pendidikan tinggi teknik. Namun sejak tahun 1992 keputusan yang dikeluarkan pemerintah adalah menggantinya dengan Sarjana Teknik, dan kemudian pada 2014 yang lalu pemerintah memberikan putusan yang jelas mengenai gelar akademik ST dan insinyur sebagai gelar profesi,” ungkapnya.
Bambang menyebutkan sesuai dengan mandat dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, UMY ditunjuk sebagai salah satu penyelenggara program profesi untuk Insinyur. “Ada 40 perguruan tinggi di Indonesia yang ditunjuk sebagai penyelenggara program ini. Di DIY ada 2 perguruan tinggi swasta yang diberi mandat, UMY dan juga Universitas Sanata Dharma. Harapan kita dalam penyelenggaraan program ini selain nantinya para pesertanya akan mendapat penguatan kinerja berkaitan profesi, juga akan mendapat penguatan moral dalam etika kerja,” papar Bambang.
Ir. Rudy Purwondho,M.Sc, MBA,IPM, ASEAN Eng. selaku ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menjelaskan bahwa program ini tidak hanya dapat diikuti oleh para lulusan muda sarjana teknik, namun juga oleh para senior yang sudah lama bekerja dalam industri ini. “Perlu kita ingat bahwa yang dimaksud dengan insinyur dalam bidang teknik adalah gelar profesi, dan untuk memperoleh gelar tersebut perlu untuk mengikuti program yang dibuka oleh perguruan tinggi. UMY juga membuka program untuk para senior yang sudah lebih dahulu lulus dengan mengikuti program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL),” jelasnya.
“Para lulusan ini nantinya akan mendapatkan gelar profesi dan diharapkan dapat memenuhi kriteria standar dari KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) level 7. Dimana lulusan mampu; merencanakan dan mengelola sumberdaya dan mengevaluasi secara komprehensif; memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner; dan Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya,” tutup Rudy.