Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang rawan terjadi di Indonesia. Sehingga diperlukan alat yang mampu mendeteksi tanah longsor sehingga dapat menekan atau mencegah terjadinya korban jiwa.
Hal tersebut melatar belakangi Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr.Eng. Agus Setyo Muntohar, S.T., MEng.Sc., beserta timnya memberikan sosialisasi mengenai alat deteksi dini tanah longsor di Kampus Terpadu UMY, Kamis (20/1).
Lebih lanjut Agus menjelaskan mengenai pemahaman terhadap tanah longsor itu sendiri. “Kita perlu memahami dua hal terkait tanah longsor yaitu faktor penyebab dan pemicu. Faktor penyebab biasanya dimiliki oleh tanah itu sendiri. Mulai dari tingkat kemiringan lereng, ketika memiliki lereng yang lebih curam maka resiko tanah tersebut akan longsor cukup tinggi,” urainya.
Faktor penyebab selanjutnya ialah vegetasi atau tanaman yang tumbuh. Ketika tanah tersebut tidak terdapat jenis tanaman apapun maka juga akan cenderung mudah terjadi longsor. Kemudian jenis batuan, batuan ada yang mudah terkena pelapukan lalu banyak rekahan hal tersebut juga akan mudah memicu terjadinya langsor,”urainya.
Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan dalam penuturannya adalah faktor pemicu. Faktor pemicu juga terdiri dari berbagai hal. Misalnya gempa maupun hujan. Faktor penyebab ditambah dengan faktor pemicu akan menyebabkan tanah longsor.
“Berdasarkan faktor-faktor tersebut kemudian diupayakan cara untuk membuat sistem peringatan dini longsor. Berdasarkan jenis-jenis longsor kemudian faktor pemicu, penyebab, tekanan air serta pergerakan tanah kemudian dibuatlah sistem peringatan dini tanah longsor.”ungkap Agus.
Terkait alat deteksi dini tanah longsor, Dosen Teknik Elektro UMY, Iswanto, S.T, M.Eng menambahkan bahwa selama ini alat-alat deteksi longsor cenderung mahal sehingga tidak semua lapisan masyarakat yang tinggal di daerah longsor dapat memiliki alat tersebut sehingga seringkali jatuh banyak korban. “Oleh karena itu diperlukan alat deteksi longsor yang lebih terjangkau masyarakat dengan deteksi yang lebih akurat.”ujarnya.
Dalam pemaparannya biasanya alat deteksi longsor hanya memberikan informasi mengenai curah hujan kemudian dipasang kamera yang nantinya akan menampilkan jika terjadi longsor. “Hal itu selain kurang efektif seringkali cenderung belum terjangkau harganya untuk masyarakat. Sehingga diperlukan alat yang lebih efektif dan terjangkau untuk masyarakat agar masyarakat dapat memperoleh informasi lebih dini terkait tanah longsor sehingga harapannya korban jiwa dapat ditekan. ”tegasnya.
Sehingga diperlukan alat yang lebih baik daripada alat-alat sebelumnya. Seperti diungkap Iswanto bahwa alat tersebut paling tidak mampu mendeteksi curah hujan. “Selain itu mampu mendeteksi tekanan air dalam tanah. Alat seperti yang saat ini kami kembangkan,”jelasnya.
Kemudian dengan sensor tertentu dimana ketika tanah bergerak dalam jarak tertentu alat tersebut akan mengeluarkan suara yang nyaring. “Selain sirine nantinya alat tersebut akan langsung mengirimkan pesan via sms yang melaporkan terjadi potensi tanah longsor. Untuk mencegah respon sms atau jaringan sms yang padat, alat ini juga dilengkapi fungsi telepon. Sehingga ketika terjadi potensi longsor alat ini langsung menghubungi nomor yang sebelumnya sudah disimpan dan diatur cara kerjanya. Misalnya nomer pak lurah atau aparat desa yang lain.”urainya.
Keduanya berharap melalui alat tersebut korban jiwa dapat ditekan. “Melalui alat ini semoga tidak banyak korban jiwa ketika muncul tanah longsor karena sudah diberikan peringatan terlebih dahulu,”harapnya.