Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menargetkan adanya peningkatan yang signifikan untuk QS Stars dan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) pada tahun 2017 mendatang. Waktu yang tersisa dalam kurun satu setengah tahun ini, diharapkan dapat memaksimalkan dan meningkatkan lagi standar mutu internal universitas yang telah ada. Selain itu juga diperlukan perbaikan dan penambahan pada standar mutu universitas tersebut.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Dr. Achmad Nurmandi selaku tim Task Force Akreditasi Internasional QS, saat menyampaikan sambutannya pada acara Rapat Koordinasi Universitas (RKU) UMY, Jum’at (8/1) di ruang sidang utama gedung Ar. Fachruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY. Nurmandi menyampaikan bahwa UMY memang sudah mendapatkan penilaian akreditasi dari QS Stars, dengan begitu UMY pun saat ini sudah mendapatkan akreditasi internasional dan sudah diakui oleh dunia global. Namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh UMY untuk ke depannya.
“UMY sudah mendapatkan bintang 5 untuk Facilities, Sosial Responsibilities, dan Inclusiveness. Namun UMY masih mendapatkan bintang 4 untuk Teaching dan bintang 3 untuk Employability. Inilah yang akan menjadi fokus kita ke depannya, untuk meningkatkan penilaian dan bintang pada kategori Teaching dan Employability. Selain itu, yang akan menjadi tantangan kita ke depannya adalah bagaimana meningkatkan kualitas riset dan internasionalisasi prodi, agar juga bisa mendapatkan bintang 3 atau bintang 4 dari QS Stars. Karena itu, ke depannya kita harus menambah dan memperbaiki standar mutu internal universitas dengan standar mutu internasional, sehingga dengan demikian standar mutu yang kita miliki menjadi standar mutu AIPT dan QS,” ujar Nurmandi.
Nurmandi juga memaparkan bahwa ada beberapa hal yang juga akan menjadi tantangan UMY ke depannya, baik itu dalam rangka meningkatkan penilaian AIPT ataupun QS Stars. UMY menurutnya masih perlu menambah lagi jumlah dosen yang berpendidikan S3 nya hingga 45 dosen, meningkatkan jumlah profesor dan publikasi ilmiah yang dibuat oleh Lektor Kepala dan doktor UMY di jurnal Scopus, meningkatkan jumlah prodi yang terakreditasi A hingga di atas 50 persen. “Jadi beberapa Prodi yang belum terakreditasi A atau B, selama satu setengah tahun ini harus bisa meningkat akreditasinya, yang B menjadi A, dan yang C menjadi B. Selain itu, kami juga menargetkan dalam waktu satu hingga satu setengah tahun ke depan sudah ada 500 HAKI, 100 Buku, dan 100 jurnal, jadi semua dosen harus lebih meningkatkan lagi untuk melakukan publikasi ilmiahnya. Kemudian, Perpustakaan UMY juga sudah harus berlangganan jurnal Scopus. Peningkatan jumlah jurnal ilmiah yang terindeks Scopus ini harus ditingkatkan mulai sekarang, karena jika berdasarkan pada hasil audit dari QS, jumlah riset dan publikasi ilmiah dari UMY ini ternyata masih sangat rendah yang bisa terindeks oleh Scopus,” paparnya.
Selain itu, Nurmandi juga menyarankan agar setiap prodi tidak hanya mendapatkan akreditasi dari BAN-PT saja, namun juga sudah bisa mendapatkan akreditasi internasional. Hal itu pun diharapkan bisa terealisasi pada tahun 2017 mendatang.”Dan mulai Februari 2016 yang akan datang, kami akan mulai memasukkan data untuk QS Ranking, agar UMY juga bisa memperoleh posisi pada Top University di dunia. Inilah yang kemudian akan menjadi panduan kita untuk bekerja dan menargetkan suatu kebijakan bersama dalam universitas,” pungkasnya.