Berita

UMY Terima Kunjungan Dinas PUPESDM DIY, Ingin Kolaborasi Atasi Masalah Sampah di DIY

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menerima kunjungan dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (PUPESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Anna Rina Herbranti, S.T., M.T., bersama jajaran. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui upaya pengelolaan sampah mandiri dan berkelanjutan yang telah dilakukan oleh UMY, serta potensi kolaborasi antara pemerintah dan UMY dalam mengatasi masalah sampah di DIY.

Kepala Dinas PUPESDM DIY, Anna Rina Herbranti, S.T., M.T., menyatakan bahwa masalah sampah di Yogyakarta sudah menjadi perhatian serius. Sebelumnya, pengelolaan sampah di provinsi DIY ini dilakukan oleh pemerintah melalui Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang menampung sampah dari tiga wilayah: Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Namun, dua tahun lalu, Gubernur DIY menginstruksikan pengelolaan sampah dilakukan secara mandiri oleh masing-masing daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Kita semua tahu kondisi di Jogja ini sudah darurat sampah. Sampah yang dikelola di Piyungan bisa mencapai 700 ton, bahkan saat libur bisa sampai 1.000 ton,” ujar Anna, Rabu (19/3).

Ia juga menyampaikan bahwa pengelolaan sampah oleh pemerintah kini mengharuskan untuk diolah dengan menggunakan alat. Sehingga saat memilih alat juga dapat sekaligus mempertimbangkan luas lahannya. Karena menurut Anna, wilayah kota Yogyakarta masih kesulitan mendapatkan lahan untuk pengolahan sampah.

“Untuk Sleman dan Bantul mungkin mereka punya lahan, tapi untuk wilayah kota ini agak kesulitan, tidak ada lahan, kita tahu kota kondisinya sudah penuh sehingga harus berkerja sama dengan wilayah lain,” jelasnya.

Karena sedikitnya lahan untuk pengelolaan sampah, sehingga masing-masing rumah tangga seharusnya mampu mengolah sampahnya sendiri sehingga sampai ke depo sudah berkurang, hanya saja tidak mudah untuk mengubah mindset dan kebiasaan masyarakat. Sehingga sambil terus melakukan sosialisasi, pihaknya juga mencoba mencari alternatif alat pengolahan sampah.

Anna juga mengungkapkan, dalam kunjungannya, pihaknya tertarik dengan upaya pengelolaan sampah yang dilakukan oleh UMY.

“Terus terang kami melihat di media sosial ada pengelolaan sampah di UMY yang sangat menarik dan bisa menjadi contoh. Sehingga kami ingin memperkaya pengetahuan dan memberikan masukan kepada kabupaten lain bahwa ada alat pengolahan sampah produk dari UMY yang sangat bagus dan bisa digunakan,” tandasnya.

Ia pun mengungkapkan bahwa Pemda tidak akan bisa mengatasi permasalahan sampah ini sendirian, sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan universitas.

“Kami ingin agar kota ini bersih. Kalau kota bersih, tentu kota akan indah, wisatawan akan semakin banyak dan kami berharap wisatawan yang datang tidak membawa cerita buruk tentang Jogja,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya UMY, Prof. Dr. Dyah Mutiarin, M.Si., menyampaikan apresiasinya atas kunjungan tersebut. Ia menegaskan UMY akan terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan sesuai dengan visi pemerintah, termasuk dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang salah satunya bersumber dari sampah.

“Emisi itu tidak hanya dari tumbuhan tapi juga salah satunya dari sampah, hal ini sangat kami perhatikan. Bagaimana UMY dapat berkontribusi untuk mendukung terhadap program-program Pembangunan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa UMY telah memiliki unit pengelolaan sampah yang dikelola di bawah Biro Umum (BU). Dengan unit pengelolaan sampah tersebut, UMY tidak hanya mengadakan alat, tetepi juga berupaya menciptakan perilaku agar warga UMY dapat melakukan pemilahan sampah sebagai bagian dari edukasi.

Lebih lanjut, Guru Besar UMY bidang Ilmu Pemerintahan yang akrab disapa Arin ini menegaskan bahwa UMY siap mendukung pemerintah dalam mencari solusi pengelolaan sampah yang lebih efisien.

“Kami memiliki berbagai program studi yang bersifat multidisipliner dan dapat mendukung pengembangan alat serta inovasi terkait pengelolaan sampah. Kami juga siap mendengarkan masukan dari PUPESDM DIY tentang langkah-langkah yang perlu kami ambil untuk membantu menciptakan solusi yang lebih baik bagi masyarakat,” pungkas Prof. Arin. (mut)