Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menerjukan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sebanyak 1800 mahasiswa KKN skema Reguler Tematik dan Internasional diterjunkan pada Selasa (6/8) di Sportorium Kampus Terpadu UMY. Dengan rincian 1759 mahasiswa mengikuti skema KKN Reguler, 27 mahasiswa KKN Internasional Singapura bekerjasama dengan Singapore Polytechnic, dan 11 mahasiswa KKN Internasional Malaysia bekerjasama dengan University Sains Islam Malaysia.
Pada KKN UMY Periode genap T.A 2023/2024 ini, peserta KKN diminta untuk lebih memperhatikan isu lingkungan sebagai fokus utama dalam setiap programnya. Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Rektor bidang Sumber Daya Manusia UMY, Prof. Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si dalam sambutannya.
“Setiap peserta perlu peduli dan menjaga lingkungan. Berdasarkan konferensi PBB dijelaskan bahwa sejak tahun 1972 bumi yang saat ini kita tempati sudah mulai rusak. Oleh sebab itu, selama kegiatan KKN perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa menjaga lingkungan menjadi suatu hal yang penting untuk mencegah terjadinya bencana,” ujar Nano.
Nano pun berharap agar segala bentuk program kerja setiap kelompok KKN dapat mencerminkan penjagaan, pemeliharaan lingkungan, dan mengedepankan kesehatan.
“Seperti halnya UMY yang sudah pernah meraih pengharagaan sebagai Green Campus, maka program Green Campus ini juga dapat dilakukan oleh kalian sebagai mahasiswa KKN. Kalian dapat mengkolaborasikannya pada program kerja dalam bentuk sosialisasi bertema lingkungan, pembuatan bank sampah, pemisahan sampah organik dan non organik, dan lain sebagainya,” imbuh Nano.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng. Menurutnya, setiap elemen yang ada di UMY tidak akan dapat dipisahkan dari kegiatan pengabdian masyarakat. Karena itu, mahasiswa UMY juga harus bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui kegiatan KKN tersebut.
“Mahasiswa/i UMY yang menjalankan KKN pada periode ini kami harapkan bisa menjadi inspirator yang memberikan imajinasi positif pada penduduk lokal. Sebab hal tersebut sudah dibuktikan pada saat KKN generasi pertama delapan tahun lalu, sehingga perlu untuk terus dilanjutkan,” pungkas Gunawan. (NF)