BANTUL (UMY) – Sebanyak 2.663 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Kuliah Kerja Nyata (KKN) diterjunkan pada Rabu (18/1) di Sportorium UMY. Dalam seremonial tersebut terdapat 2 skema KKN yakni KKN Reguler dan KKN Recovery Cianjur.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, MSi dan Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMY Dr. H. Agung Danarto, M.Ag berpesan kepada peserta KKN UMY agar memiliki dedikasi dan ilmu yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan manusia. Haedar menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa perlu belajar memahami realitas kehidupan masyarakat, sebab ilmu yang dimiliki itu tidak cukup jika hanya dipelajari atau menjadi khasanah ilmu pengetahuan.
“Makna terpenting dari KKN adalah semua mahasiswa belajar memahami komunitas. Sebagai mahasiswa, dimana pun kalian berada tentu perlu belajar memahami realitas kehidupan masyarakat. Karena ilmu itu tidak cukup hanya untuk dipelajari, dan tidak hanya cukup untuk menjadi khasanah ilmu pengetahuan semata. Namun, ilmu itu harus bisa memahami realitas dan menyelesaikan persoalan-persoalan manusia. Karena menyelesaikan masalah yang berbasis pada ilmu akan berbeda dengan menyelesaikan masalah dengan insting,” tegas Haedar melalui daring.
Guru Besar UMY bidang Sosiologi ini juga berpesan bahwa memahami masyarakat sejatinya juga memahami hidup bersama dan hidup secara kolektf. Maka keragaman masyarakat juga harus menjadi kekuatan, perekat, dan yang mempersatukan hidup masyarakat.
“Maka kehadiran anda dimanapun berada harus menjadi kekuatan, menjadi pemersatu, jangan sampai kehadiran anda di masyarakat yang berbeda bisa menimbulkan masalah. Pandai-pandai untuk hidup bersama masyarakt, menyelami tradisi, kebiasan dan kondisi masyarakat setempat, sekaligus juga belajar arif dalam kehiduan masyarakat,” harap Haedar.
Sementara itu, Ketua BPH UMY, Agung Danarto menyampaikan bahwa mahasiswa harus memberikan dedikasi dan pengkhidmatan yang terbaik kepada masyarakat. Terlebih saat ini paradigm pembangunan Indonesia sudah mulai berubah, bukan lagi terkonsentrasi di daerah perkotaan, tetapi mulai terdesentralisasi di daerah pedesaan. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya program pembangunan desa untuk menuju kesejahteraan Indonesia, serta berbagai infrastruktu jaringan yang juga sudah disiapkan sedemikian rupa oleh pemerintah.
“Andaikan belum, saya kira ini menjadi tugas mahasiswa sekalian untuk melakukan survei, sekaligus memberikan masukan kepada pemerintah daerah agar ada pembangunan infrastruktur, fasilitas untuk pengembangan masyarakat,” imbuh Agung.
Dalam kesempatan ini, UMY juga merilis KKN Internasional di Saudi Arabia, dimana KKN tersebut akan dilaksanakan di kota Jeddah dan kota Mekkah untuk mendukung pendidikan masyarakat Indonesia yang ada di Jeddah dan Mekkah. (Mut)