Berita

UMY Terjunkan 2535 Mahasiswa ke 42 Desa

IMG_7946

Sebanyak 2535 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada hari ini Sabtu (1/8) resmi diterjunkan ke 42 desa di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mahasiswa-mahasiswa tersebut diterjunkan dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, yang diselenggarakan UMY tiap tahunnya. Selain itu, peserta KKN Tematik UMY pada semester genap 2014/2015 ini menjadi rekor terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya.

Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Penelitan dan Masyarakat (LP3M) UMY, Hilman Latief, MA., Ph.D saat ditemui selepas acara pelepasan KKN Tematik di Lapangan Bintang Kampus Terpadu UMY menyebutkan, ada enam kabupaten yang akan menjadi tempat KKN mahasiswa UMY. Keenam kabupaten tersebut terdiri dari kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulonprogo, Magelang, dan kabupaten Purworejo. “Pada KKN Tematik periode semester genap 2014/2015 ini, kami menerjunkan 2535 mahasiswa. 270 mahasiswa diantaranya sudah diterjunkan pada Tema Muballigh Hijrah (Ramadhan 1436) dan sisanya akan diterjunkan di 125 lokasi di 42 desa daerah Jogja dan Jateng. KKN ini akan berlangsung sejak 1 Agustus hingga 4 September 2015. Di DIY ada 121 lokasi dan Jawa Tengah 4 lokasi,” jelasnya.

Hilman juga memaparkan, sebanyak 33 lokasi KKN yang berada di 20 desa merupakan lokasi lam dengan tema lanjutan KKN sebelumnya dan 92 lokasi lainnya di 22 desa, merupakan lokasi baru yang akan dijajagi kemungkinannya sebagai Desa Mitra. Adapun penyebaran lokasinya yakni di Kabupaten Bantul dengan 61 lokasi akan tersebar di kecamatan Dlingo, Pajangan, Kasihan, Sewon, Pandak, Srandakan, Sedayu dan Bambangliporo. Kabupaten Sleman dangan 50 lokasi berada di kecamatan Gamping, Godean, Turi, Tempel, Cangkringan, Ngaglik, Pakem, Mlati dan Sleman. “Untuk Gunung Kidul kami hanya menempatkan empat lokasi yang berada di kecamatan Semanu dan Purwosari. Kemudian di Kulonprogo ada 6 lokasi di kecamatan Nanggulan, Sentolo dan Galur. Sementara untuk Kabupaten Magelang dan Purworejo kami hanya memilih satu desa, kecamatan Srumbung Magelang dengan tiga lokasi KKN dan kecamatan Loano – Purworejo dengan satu lokasi di Desa Karangrejo,” papar Hilman.

Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMY ini juga mengungkapkan bahwa tema-tema KKN pada periode ini dirangkum dalam sebuah tema besar, yakni “Pemberdayaan Ekonomi Ummat”. Tema besar tersebut meliputi tema tentang pertanian, peternakan, desa wisata, industri pedesaan, pengembangan kelembagaan masyarakat, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesehatan masyarakat. KKN tematik UMY kali ini juga melibatkan 36 Dosen Pendamping Lapangan (DPL). “Para dosen pendamping ini kami harapkan dapat membimbing mahasiswa tetapi sekaligus menjadi pendamping dalam rangka pengembangan masyarakat. Karena bagaimanapun, KKN ini menjadi arena bagi mahasiswa untuk belajar mengetahui berbagai macam problematika yang timbul dalam kehidupan masyarakat. Dan mahasiswa pun kami harapkan dapat bekerjasama dengan masyarakat setempat, serta menempatkan diri mereka sebagai mahasiswa yang aktif, kreatif dan inovatif,” imbuhnya.

Sementara itu, Dede Rahayu Pratiwi mahasiswi Program Studi (prodi) Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) UMY mengaku telah siap untuk menjalani masa KKN selama satu bulan penuh ini. Selain persiapan proposal kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi, ia bersama teman-temannya juga telah menyiapkan mental untuk bisa tinggal dan beradaptasi dengan lingkungan barunya di desa Gilangharjo, Pandak, Depok, Bantul. “Persiapan mental itu pasti ya, karena kami akan tinggal di tempat baru. Apalagi setelah melakukan observasi ke lapangan, kami tahu kalau di tempat yang akan kami tinggali itu untuk mandi dan mendapatkan air saja masih harus menimba di sumur. Sementara kedalaman sumur itu mencapai 25 meter. Belum lagi dengan cuaca saat ini yang masih kemarau. Jadi kami memang harus benar-benar menyiapkan segala sesuatunya dari sekarang,” ujarnya.

Namun di sisi lain, Dede juga merasa senang dengan ditempatkannya ia bersama keenambelas temannya di desa tersebut. Pasalnya, kedatangan mereka ke desa tersebut ternyata memang sudah ditunggu-tunggu oleh warga setempat. Sebagaimana diakui pula oleh kepala Dukuh setempat. “Saat kami melakukan observasi ke desa Gilangharjo itu, ternyata kepala Dukuhnya merasa sangat senang dengan kedatangan kami. Karena menurut beliau warga Gilangharjo yang kebanyakan juga anggota Muhammadiyah itu sudah menunggu-nunggu mahasiswa UMY yang akan melakukan KKN di sana. Jadi kami juga ikut merasa senang bisa ikut membantu warga setempat,” ungkapnya.

Mahasiswi yang juga aktif di UKM Pramuka UMY dan Asrama Mahasiswa (Unires) UMY ini juga menjelaskan bahwa tema KKN yang dipilih timnya mengenai Pembudayaan Emping Melinjo, Jamur dan Pengembangan Desa Wisata. Pemilihan tema tersebut karena latar belakang penduduk setempat yang memang rata-rata berprofesi sebagai buruh dan hanya ada satu pengepul emping melinjo dan jamur. “Jadi kami ingin mencoba membantu warga setempat dengan merenovasi pemasaran emping melinjo dan jamurnya. Agar tidak hanya satu orang saja yang bisa melakukan usaha tersebut, juga tidak hanya mengandalkan satu macam rasa dari emping dan jamur tersebut. Selain itu, kami nantinya juga akan berencana membuat Gardu Pandang sebagai salah satu pengembangan Desa Wisata Gilangharjo. Karena desa Gilangharjo ini berada di dataran tinggi yang memiliki potensi untuk menjadi desa wisata seperti Gunung Kidul dengan Bukit Bintangnya. Karena itu, kami berharap desa ini nantinya juga bisa menjadi salah satu pilihan tujuan wisata dengan adanya Gardu Pandang tersebut,” tutupnya. (sakinah)