Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) kembali memberikan kepercayaan kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan even tingkat nasional. Melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek) Dikti, UMY untuk pertama kalinya ditunjuk menjadi tuan rumah Kontes Robot Indonesia tingkat Nasional yang akan diselenggarakan pada 11 hingga 14 Juni 2015. KRI tingkat nasional ini nantinya akan diikuti oleh 102 tim, tiap satu tim tersebut memiliki anggota sebanyak tiga hingga lima orang ditambah satu orang dosen pembimbing.
Slamet Riyadi, ST., MT., Ph.D, selaku Ketua Umum penyelenggara KRI tingkat nasional, saat ditemui pada Kamis (7/5) menjelaskan, ada empat kategori perlombaan yang akan diselenggarakan pada KRI nasional tersebut. Keempat kategori itu yakni, Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI), dan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI). “Pada Kontes Robot ABU Indonesia temanya adalah Badminton. Sistem permainan pada perlombaan ini sama halnya seperti perlombaan badminton pada umumnya yang dimainkan oleh manusia. Karena raket, net, dan juga kocknya juga sama seperti pada permainan yang sebenarnya. Selain itu, tema badminton ini juga disesuaikan dengan kontes robot ABU internasional yang akan dilaksanakan pada Agustus 2015 mendatang,” jelasnya.
Slamet juga mengatakan, bahwa semua pemain yang menjadi juara pada tiga kategori lomba, yakni KRAI, KRSBI, dan KRPAI juga akan bertanding kembali di tingkat internasional. Jika pemenang KRAI akan melanjutkan pertandingannya pada Kontes Robot ABU Internasional, maka pemenang KRSBI akan dikirim untuk menjadi perwakilan Indonesia pada Robot Soccer Competition International, dan juara nasional KRPAI akan dikirim ke Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest 2015. “Untuk lomba robot pemadam api internasional tersebut selalu diselenggarakan di Amerika. Tapi untuk Robot Soccer negara penyelenggaranya selalu berpindah-pindah,” ungkapnya.
Adapun untuk kategori KRSI, menurut pemaparan Slamet memang menjadi salah satu kategori lomba robot yang bisa dikatakan cukup unik. Karena pada kategori ini, robot yang ditandingkan akan memiliki bentuk seperti manusia. Selain itu, KRSI yang memilih seni tari sebagai perlombaannya ini, pada tahun ini juga mengambil tema seni tari “Bambangan Cakil”. “Pada kategori ini, setiap tim akan memiliki dua robot, satu robot berperan sebagai Cakil, dan satu robot lagi berperan sebagai Bambangan. Robot-robot ini nantinya juga harus diberi pakaian sebagaimana orang sedang menarikan Bambangan Cakil. Robot-robot itu juga harus bisa mengikuti alunan musik yang sudah disiapkan oleh panitia dan mereka (robot, red) akan punya sensor sendiri untuk mendengarkan musik. Jadi ketika mendengar musik, mereka harus menari, dan kalau musiknya berhenti, mereka juga harus berhenti menari,” paparnya.
Wakil Dekan II bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Teknik UMY ini pun berharap, agar dengan adanya kontes robot tersebut dapat terus meningkatkan iklim kompetisi dan ketertarikan mahasiswa dengan dunia robot. Ia juga berharap, robot-robot yang saat ini akan dikompetisikan tersebut dapat dikembangkan lebih jauh lagi agar bisa bermanfaat bagi orang banyak untuk mengatasi permasalahan-permasalahan publik.