Berita

Universitas-Industri Harus Berkolaborasi Wujudkan Program Hemat Energi

Dunia industri dan para akademisi seharusnya menjalin kerjasama lebih baik lagi dalam rangka mewujudkan efisiensi energi. Wujud kerjasama tersebut dapat berupa bantuan pendanaan penelitian peralatan hemat energi, pemberian beasiswa dan pengembangan jaringan kerjasama.

Hal tersebut disampaikan Ir. Patrick van Schijndel, pakar efisiensi energi dari Technische Universiteit Eindhoven (TUE) Belanda dihadapan dosen dan mahasiswa UMY, pengusaha, perwakilan SMK dan unsur pemerintah DIY dalam workshop bertajuk Energy Efficiency and Sustainable Building: Knowledge Valorisation System di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa (05 Juli).
“Universitas merupakan tempat wadah pendidikan dan penelitian, sedangkan disisi lain, industri berorientasi pada kepuasan pelanggan, pemenuhan lapangan kerja dan keuntungan.

Namun keduanya memiliki benang merah yaitu inovasi. Pendidikan merupakan penggerak inovasi dan inovasi sangat dibutuhkan dunia industri untuk berkembang” ungkap Patrick.

Sedangkan menurut Edi Indrajaya dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (PUP dan ESDM) DIY, persoalan konservasi energi harus dilihat dari dua sisi yaitu pasokan dan permintaan akan energi (energy supply and demand). Dari sisi pasokan menurut Edi, harus segera dilakukan pengembangan energi terbarukan untuk listrik dan bahan bakar. Sedangkan dari segi pasokan, semua pihak harus menggiatkan program hemat energi.

“Pemerintah provinsi DIY tengah berupaya melaksanakan program hemat energi seperti pemanfaatan energi alternatif, pelaksanaan sosialisasi hemat energi lewat workshop, seminar, dan media lain, audit energi serta pemanfaatan peralatan hemat energi. Namun sementara ini, baru dua instansi yang punya gugus tugas hemat energi yaitu Dinas PUP-ESDM dan Disperindag” ungkap Edi.

Sementara itu Dekan Fakultas Teknik UMY, Ir. Toni K Haryadi, MT, menyatakan tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk mendekatkan UMY, pemerintah dan masyarakat kepada manajemen energi yang lebih baik.

“Pihak-pihak terkait harus berkolaborasi lebih intens demi terwujudnya perilaku  hemat energi yang berkesinambungan. Diharapkan juga partisipasi aktif dari stakeholder untuk memberikan masukan demi pengembangan peralatan hemat energi untuk gedung dan shelter di daerah terdampak bencana” pungkas Tony.