Sebagai upaya untuk memberikan metode pembelajaran kepada masyarakat
tentang rumah yang mengkonservasi energi, UMY meresmikan ‘Demo House :
Rumah Hemat Energi’, sebuah rumah yang tidak membutuhkan AC, cahaya
lampu yang berlebih dan mempunyai sumber energi yang mandiri.
Selain itu rumah tersebut juga dapat memanfaatkan tanaman untuk
memberikan efek sejuk yang bermanfaat bagi lingkungan. Melalui rumah
tersebut UMY bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat. “Misalnya
desain jendela. Saat ini desain jendela cenderung tertutup karena
menggunakan AC. Pada rumah hemat energi ini, jendela rumah bisa diatur
cara membukanya sehingga ventilasi bisa dimaksimalkan. Kemudian
ketinggian atap atau ceiling, ventilation shaft untuk mengalirkan
udara, plantation, penggunaan lampu LED hemat energi, serta penggunaan
solar water heater,”jelasn Project Coordinator CASINDO, Surya Budi
Lesmana, MT.
Desain demo house berukuran 6 m X 8 m. Terdiri dari dua lantai,
menggunakan besi, hal ini mengaki batkan tidak akan memotong kayu
sehingga lebih ramah lingkungan. “Rumah tersebut disarankan menghadap
utara selatan karena pertimbangan wind blows,”tambahnya.
Sebagai salah satu kebutuhan primer, rumah dipilih untuk dilakukan
konservasi energi. Tidak hanya dilakukan pada rumah baru tetapi
konservasi energi juga bisa dilakukan pada rumah lama atau rumah yang
ada sebelumnya. “Rumah tangga pada dasarnya salah satu komponen utama
penggunaan energi sehingga konservasi di rumah tangga harapannya bisa
mengurangi penggunaan elektrifikasi. Selain itu juga perlu
ditingkatkan kesadaran kepada masyarakat mengenai penggunaan energi
baru terbarukan dan bagaimana menghemat energi.,”tegas Surya.
Sementara itu, Menurut Tony K Hariadi, Project Coordinator CASINDO
untuk UMY, rumah hemat energi ini merupakan bentuk karya nyata
kerjasama antara UMY dengan Technische Universiteit Eindhoven (TUe)
dengan CASINDO yang dilakukan dengan Fakultas Pertanian, Ekonomi, dan
Teknik UMY, rumah ini tidak memerlukan alat pendingin ruangan serta
dapat mengonversi energi.
“Rumah ini dibangun sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan
pendingin ruangan karena ventilasi dan atapnya memungkinkan udara
tersirkulasi dengan baik sehingga dapat mendinginkan ruangan. Juga
terdapat panel tenaga surya yang dapat menghasilkan energi.”
Tony juga menjelaskan rumah hemat energi ini tidak menggunakan kayu
sebagai bahan pembangunannya sehingga lebih ramah lingkungan.
“Bangunan ini menggunakan rangka baja untuk menggantikan kayu sehingga
kita tidak perlu memotong lebih banyak pohon. Kita berharap rumah ini
dapat menjadi ikon untuk gerakan anti krisis energi dan pemanasan
global.” ungkapnya.
Solar Water Heater adalah alat konversi energi untuk memanaskan air
yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi dengan
menggunakan sistem thermosiphon. Beragam keuntungan diperoleh saat
memanfaatkan Solar water heater karena energi yang digunakan berasal
dari tenaga matahari yang tersedia melimpah di alam, gratis dan
terus-menerus (renewable). Keamanan penggunaan terjamin karena sumber
energinya berbeda dengan sistem pemanas air lainnya. Selain itu,
pemeliharaan sederhana dan tidak memerlukan biaya yang tinggi dan
hemat energi serta hemat biaya. Sementara itu, konversi energinya
tidak memerlukan pembakaran sehingga tidak ada limbah dan bebas
polusi.
Sementara itu, Nico Vander Linden, perwakilan dari Energy Research
Centre of the Netherland melihat bahwa kesadaran akan pentingnya
program efisiensi energi di Indonesia masih rendah. Rumah hemat energi
ini dapat menjadi proyek percontohan tentang bagaimana bangunan hemat
energi. Karena itu ia berharap akses kepada rumah hemat energi UMY ini
tidak hanya terbatas untuk mahasiswa saja, tapi dapat diperluas kepada
pemerintah, masyarkarat dan sektor industri.
“Secara umum, kesadaran akan pentingnya penghematan energi masih
rendah. Sangat penting untuk pihak-pihak seperti pemerintah dan swasta
tentunya untuk melihat bagaimana penggunaan energi yang efisien di
rumah ini. Sehingga akan meningkatkan kesadaran pemerintah dan
masyarakat akan pentingnya efisiensi energi guna terwujudnya masa
depan energi Indonesia yang berkesinambungan” jelas Nico.