University of Sydney (USYD) berkesempatan menyambangi UMY pada Rabu (12/10) di Ruang Sidang Utama Gd. Ar. Fahrudin A lt 5. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan University of Sydney kepada mahasiswa UMY yang ingin melanjutkan studinya di luar negeri. Acara ini terselenggara berkat kerjasama USYD dengan International Relations Office (IRO) UMY.
Riko Kho, selaku Country Manager USYD untuk Indonesia menyatakan bahwa tujuan utama USYD yaitu untuk memberikan informasi kepada mahasiswa UMY yang akan melanjutkan studinya ke luar negeri, terutama USYD. “Sesi ini termasuk memberikan informasi tentang syarat-syarat dokumen, syarat dasar seperti kemampuan Bahasa Inggris yang dibutuhkan, juga sharing alumni USYD yang memberikan pengalamannya belajar di sana,”ungkapnya.
Menurutnya, dengan mengadakan sosialisasi langsung ke UMY ini, pihaknya dapat memberikan informasi yang sejelas-jelasnya. “Informasi kadang memang susah didapat, tapi dengan kita bertemu langsung dengan Alumni USYD secara langsung, kami harap Informasi yang didapat valid dan jelas. Mahasiswa yang ingin bertanya juga bisa langsung menanyakan ke orang yang tepat,”tuturnya.
Riko menjelaskan bahwa mahasiswa Indonesia di sana tidak perlu khawatir untuk belajar. Di Australia telah ada organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) yang mengakomodir mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di sana. “Mahasiswa Indonesia yang belajar di sana bisa masuk di PPIA. Mereka akan bertemu teman senasib mereka yang juga berasal dari Indonesia. Banyak kegiatan yang dilakukan. Mulai dari kegiatan sosial, kegiatan akademik atau hanya kumpul bareng. Jadi mahasiswa Indonesia yang belajar di sana tidak perlu khawatir,”jelasnya.
Dia berharap sosialisasi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa UMY yang sedang belajar atau mempersiapkan diri melanjutkan studinya. “Semoga dapat memotivasi mahasiswa UMY untuk belajar ke luar negeri, khususnya Australia. Kemudian agar mereka siap melanjutkan studi di sana, mendapatkan beasiswa dan kembali dengan kontribusi kepada UMY,” harapnya.
Sementara itu dalam acara ini hadir pula Alumni USYD yang menjabat sebagai Country Officer USYD untuk Indonesia, Lenny Ceng yang menceritakan pengalamannya belajar di USYD. Dia mengaku budaya di Australia tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Hal itu pulalah yang membuat dia memilih USYD sebagai tempat melanjutkan studinya. “Sebelum saya memilih Negara yang saya tuju, saya riset dulu dengan mencari info sebanyak-banyaknya. Australia saya pilih karena perbedaan budaya yang tidak terlalu jauh dengan Indonesia. Suasana kelas di sana juga tidak terlalu jauh brbeda dengan Indonesia sehingga sangat mendukung untuk belajar,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakan Lenny, biaya hidup di Sydney juga cukup murah dibanding kota-kota besar di dunia, namun memang lebih mahal daripada hidup di Indonesia. Dia mensiasatinya dengan tinggal di kos, memasak makanan sendiri dan memanfaatkan transportasi publik dengan maksimal. “Saya hidup berkecukupan di Sydney. Asalkan tidak makan di luar tiap hari, tinggal di kos bukan tinggal di apartment, dan tidak naik taksi untuk kemana-mana tetapi naik kereta. Ongkos kereta di Sydney bahkan lebih murah daripada di Jakarta,”tandasnya. (bagas)