Indonesia mengalami kesulitan dalam hal pemenuhan kebutuhan tenaga medis, terutama di daerah – daerah terpencil. Karena semakin terpencil suatu daerah, maka semakin banyak tenaga keperawatan yang dibutuhkan. Seringkali jumlah pasien yang datang ke tempat pengobatan melebihi kapasitas tenaga medis yang memang sangat sedikit jumlahnya. Berbeda hal dengan di kota besar yang pasien tidak terlalu banyak, tapi tenaga medis sangat mencukupi.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Wamenkes RI) Prof. Ali Ghufron Mukti, dalam konferensi Inter- Collaboration of Health Care Professional for Better Humanized Health Service: Facing Asean Community 2015. Acara tersebut diadakan oleh Jurusan Ilmu Keperawatan PSIK UMY, bertempat di Hotel Inna Garuda, Jum’at (13/13).
Wamenkes RI mengungkapkan, Indonesia saat ini telah memiliki 3000 lebih institusi keperawatan. Jumlah yang cukup banyak tersebut harus diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan perawat. Senada dengan Wamenkes RI, pembicara dari School of Nursing KhonKaen Univerity Thailand Dr. Pulsuk Siripul menjelaskan pentingnya kualitas pelayanan perawat karena hal yang paling berpengaruh dalam penyembuhan pasien adalah sikap dan perilaku perawat. Para pasien tentu akan tenang dengan sambutan senyuman dan sikap yang berkesan sangat baik pada pasien. “Untuk mewujudkan itu, tenaga perawat haurs memahami kondisi pasien, budaya, kebiasaan dan karekter dari pasien tersebut. Sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pasien,” jelasnya.
Dr. Pulsuk juga menerangkan, masalah manajemen keperawatan perlu ditingkatkan di negara berkembang terutama ASEAN, karena permasalahan manajemen di negara berkembang belum terlalu baik sehingga perlu adanya kerjasama antar negara dalam bidang keperawatan. Sama halnya dengan pandangan Prof. Ali bahwa tenaga keperawatan sangat berpengaruh dalam peningkatan kesehatan di ASEAN. Terutama dalam program ASEAN Socio Cultural Community Council (ASCC) menuju ASEAN Community 2015. Untuk mendukung program ASCC ini juga Indonesia sedang menggalakkan Asuransi Kesehatan untuk masyarakat. “Jika kesehatan sudah meningkat, cita- cita pemimpin negara ASEAN dalam blueprint ASCC nantinya akan tercapai. Karena selama ini ASEAN lebih fokus pada bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan,” jelas Prof. Ali. (syah)