Selesainya masa studi di perguruan tinggi bukan merupakan sebuah akhir, namun merupakan pembuka jalan bagi mahasiswa untuk dapat berkontribusi dengan matang ke masyarakat. Selesainya masa studi juga bukan berarti kesempatan untuk belajar dan menempuh pendidikan yang lebih tinggi menjadi tertutup. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP., dan Dr.Lalu Muhamad Iqbal, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Turki, dalam momen Upacara Wisuda UMY periode III tahun akademik 2018/2019. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu (4/5) di Sportorium kampus terpadu UMY dan meluluskan 1478 wisudawan.
Gunawan menyampaikan bahwa para wisudawan saat ini merupakan bagian dari bonus demografi dan akan berperan besar dalam membentuk masa depan Indonesia. “Anda merupakan generasi yang menjadi penerus dalam estafet untuk membangun Indonesia. Karenanya anda perlu mengoptimalisasikan seluruh kesempatan yang anda miliki. Apakah anda ingin melanjutkan studi ataupun berkarya jadikan jalan yang anda tempuh menjadi perantara bagi anda untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
Hal tersebut juga diamini oleh Lalu yang juga merupakan alumni Hubungan Internasional (HI) UMY yang menyebutkan bahwa sebagai sarjana, para wisudawan harus bermimpi besar. “Sarjana dalam bahasa Sansekerta mempunyai makna orang yang menguasai bidangnya, karena itu saya ingin anda keluar dari tempat ini dengan percaya diri. Saya juga ingin berpesan agar anda tidak membatasi diri anda dengan sebatas bekerja untuk mencari penghasilan. Sebagai sarjana anda harus memiliki mimpi dan idealisme yang menjadi pegangan dalam menapaki jalan kedepannya,” ujarnya.
“Anda merupakan penerus dari semangat Muhammadiyah yang senantiasa berkhidmat pada mayarakat, maka jadilah al-furqon yang menjadi pembeda dengan yang lainnya. Anda merupakan sarjana dan sekaligus seorang muslim, karena itu jadilah agent of change yang memberikan kebaikan sesuai dengan nilai yang Islam bawa untuk mencerahkan dunia,” ujar Lalu.
Lalu juga menyebutkan bahwa lulusan UMY juga memiliki tugas lain setelah di wisuda dari UMY. “Dalam setiap perjalanan institusi, termasuk UMY, paling tidak ada tiga fase yang akan dijalani; pertama yaitu dimasa awal UMY berdiri. Dilanjutkan dengan pembuktian eksistensi yang juga sudah dilewati oleh UMY, bahkan banyak dari Prodi dan Fakultas UMY yang kini sudah meraih predikat terbaik di bidangnya. Terakhir adalah pembuktian relevansi yaitu apakah yang UMY kerjakan dan ajarkan untuk dan pada mahasiswa sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Anda berada dalam fase ini jadi buktikanlah dengan berkontribusi dan membangun negara dan masyarakat dengan bidang yang anda kuasai,” paparnya.
Terakhir Lalu berpesan bahwa agar para wisudawan dapat memegang ciri khas yang UMY ajarkan. “Melalui pengamatan saya ada 2 ciri khas yang diajarkan UMY pada kita mahasiswanya. Pertama adalah bagaimana kita harus memegang dan menghormati idealisme. Kedua adalah bagaimana kita mampu mentrasformasikan diri, awalnya kita menjadi mahasiswa dengan segudang kegelisahan lalu setelah wisuda kita sendiri yang memberi sekaligus menjadi jawaban atas kegelisahan tersebut,” ungkapnya.
Dalam upacara kelulusan tersebut wisudawan terbaik pada jenjang S-1 adalah Iswatul Fatimah dari prodi Teknik Sipil dengan IPK 3,98 dan pada jenjang S-2 adalah Rizki Dian Nursita dari program Magister Ilmu HI dengan IPK 4. Wisudawan tercepat diraih oleh Sekarlita Gusfat Putri dari Prodi Teknik Elektro dengan masa studi 3 tahun 4 bulan 20 hari dan wisudawan termuda adalah Raden Roro Astrid Kurnia I dengan umur 20 tahun 9 hari dari jurusan Ilmu Pemerintahan. (raditia)