Berita

Zaskia Adya Mecca Ajak Mahasiswi Seimbangkan Karir dan Kewajiban Bagi Perempuan

Public figure muslimah, Zaskia Adya Mecca membagikan kiat-kiat untuk menjadi perempuan yang produktif secara karir namun tetap mampu menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu. Dalam agenda Sisternet Goes To Campus di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Kamis (10/10), pengusaha pemilik 5 brand fashion ini menyampaikan bahwa setiap perempuan berhak untuk mengembangkan potensi dirinya dengan seluas-luasnya. Baginya, karir tidak menjadi alasan untuk perempuan melupakan fitrahnya dalam menjadi istri yang mendampingi suami, dan ibu yang mengurus anak.

“Perempuan itu dapat melakukan multitasking dengan lebih baik, dan menjadi kelebihan yang dimiliki jika dibandingkan dengan laki-laki. Karena itulah setiap pekerjaan yang ingin saya ambil selalu melalui pertimbangan, apakah kewajiban saya untuk keluarga sudah terpenuhi atau belum. Menurut saya, kewajiban seorang perempuan untuk suami dan anak di rumah adalah hak yang harus mereka dapatkan, dan hanya jika sudah terpenuhi saya mau menjalankan pekerjaan saya di luar rumah,” ujar Zaskia di depan ratusan mahasiswi di Sportorium UMY.

Dengan memiliki banyak usaha termasuk di bidang busana muslim dan makanan, Zaskia pun merasa bahwa setiap perempuan yang ingin memiliki pekerjaan baik secara karir di perusahaan maupun menjadi pengusaha, mengikuti sebuah komunitas pengembangan diri merupakan manfaat tersendiri. Komunitas dapat menjadi wadah untuk berkolaborasi sebagai faktor penting yang menurutnya, tanpa kolaborasi dan penguatan jejaring akan sulit bagi seorang yang berkarir untuk meningkatkan nilai jual atas kemampuannya.

“Komunitas dapat membantu perempuan untuk berkembang, sekaligus tempat untuk saling menguatkan terutama karena perempuan banyak menggunakan empati-nya. Namun pesan saya, jika teman-teman sekalian sudah berpenghasilan bahkan melebihi penghasilan suami, jangan sampai termakan ego dan mengecilkan suami. Bagi saya, kelancaran semua usaha yang saya lakukan adalah karena restu dari suami,” imbuh Zaskia.

Pemberdayaan dan pengembangan kapasitas bagi perempuan pun telah menjadi perhatian bagi UMY, yang bersinggungan dengan agenda Sisternet Goes To Campus. Agenda yang merupakan salah satu program dari XL Axiata yang juga menggandeng Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY ini, menjadi upaya untuk menghapus batasan-batasan yang menghalangi perempuan untuk mencapai potensi terbaiknya. Kultur inilah yang sedang dikampanyekan, dimana kesetaraan gender di dunia profesional dapat mendukung setiap individu untuk berkontribusi mencapai tujuannya.

Latar belakang tersebut yang juga didukung oleh UMY serta Muhammadiyah, dimana pertumbuhan dari human development terutama perempuan di Indonesia selalu dikedepankan dalam setiap kegiatan kampus. Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK, Prof. Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D. mengatakan bahwa menjunjung kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan sudah tercermin dalam setiap karakter mahasiswanya.

“Kapasitas yang dimiliki oleh para mahasiswa di UMY dapat dikatakan setara, karena semuanya mendapatkan peluang dan kesempatan yang sama. Setiap mahasiswa dapat mengeksplorasi kemampuan dan meningkatkan kualitas dirinya, karena kami ingin membangun atmosfer yang egaliter antara laki-laki dan perempuan. Melalui penguatan kapasitas hasil kerja sama dengan XL Axiata ini diharapkan dapat membangun perempuan Indonesia yang maju dan berdaya,” pungkas Faris. (ID)